Selasa, 10 Mei 2016

Tugas 3 Manajemen Layanan Sistem Informasi

Mimpi dan Pencapaian
Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan


Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, kata wisuda memang suatu hal yang paling diimpikan untuk segera terwujud. Bagi seorang visioner, tentunya wisuda bukan akhir dari segalanya. Wisuda dan ijazahlah yang menjadikan modal mereka untuk mempromosikan diri, menunjukan kualitas diri bahwa mereka layak untuk bersaing dan mengisi posisi yang mereka impikan baik di perusahaan – perusahaan besar ataupun membangun perusahaan sendiri agar konsumen merasa yakin dengan produk yang kita buat.

Saya sendiri sebagai seorang mahasiswa ekstensi tingkat akhir di Universitas Gunadarma, sangat mengharapkan untuk segera di Wisuda dan mendapatkan Ijazah dengan menambah gelar terbaru menjadi ”Purnama Arip Pianto, A.Md, S.Kom”. Namun bukannya tidak bersyukur dari segala nikmat yang Allah berikan, dengan gelar tersebut tentunya diharapkan menjadi kunci untuk keluar dari zona karyawan outsourching dan mendapatkan pekerjaan layak yang memiliki prospek kedepan yang cerah bukan jalan di tempat.

Tidak bisa dipungkiri, sebagai seorang lulusan IT tentunya memiliki beban yang lebih besar daripada lulusan dari jurusan lainnya. Pencapaian prestasi yang tertera di Ijazah, akan terasa sia – sia tanpa disertai skill yang mumpuni. Pesatnya perkembangan dunia digital saat ini, mewajibkan perusahaan untuk lebih ketat dalam menyeleksi para calon karyawannya. Hal tersebut saya rasakan 3 tahun lalu, ketika menghadiri beberapa panggilan interview khususnya untuk posisi System Engineer. Pertanyaan yang di ajukan oleh interviewer begitu detail, bahkan sampai hal – hal yang lebih mendasar pun di jadikan bahan pertanyaan. Namun akhirnya, Alhamdulillah dengan disertai ikhtiar dan do’a pencapaian impian saya 3 tahun lalu terwujud yaitu lulus tepat waktu, tepat mutu, dan tepat guna.

Pada saat itu, Alhamdulillah saya ditempatkan di salah satu Perusahaan Telekomunikasi yang pada akhir tahun kemarin bertransformasi dengan menambahkan satu kata didepan nama lamanya melalui jalur Perusahaan Outsourching. Disinilah saya merasa sedih, bekerja di Perusahaan besar tapi statusnya perusahaan lain.  Namun di balik kesedihan tersebut, saya merasa nyaman dengan posisi yang saya emban 3 tahun lalu s/d sekarang yaitu sebagai Senior Technician pada Divisi Project Management. Posisi tersebut, menjadikan sifat leadership saya tumbuh dan skill komunikasi saya semakin terasah juga yang terpenting adalah bisa mengikuti perkuliahan di kampus Swasta terbaik sampai saat ini dengan IPK sangat memuaskan.

Rasa nyaman untuk posisi saya tersebut, membuat saya berpaling dari dunia Engineer menjadi dunia Project Management. Sebagai seorang engineer memang memiliki kebanggaan sebagai pihak yang paling berperan dalam membangun, mengelola, dan menciptakan perkembangan teknologi digital saat ini dan masa yang akan datang. Namun dengan sifat leadership yang dihadirkan posisi Senior Technician tersebut lah, yang membuat saya yakin untuk berkarir dan berkecimpung di bidang tersebut, karena suatu saat nanti saya lah yang akan menjadi sosok pemimpin besar perusahaan yang memimpin ratusan bahkan ribuan para pekerja. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin… JJJ

Kamis, 21 April 2016

Tugas 2 Manajemen Layanan Sistem Informasi

Business Process Management

Business Process Management (Manajemen Proses Bisnis) adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai suatu proses ‘optimalisasi proses’.

Bagaimana menerapkan teknologi informasi secara maksimal dalam perusahaan dengan dukungan TI hingga menjadi perusahaan unggulan yang bisa bersaing di era globalisasi? Jawabannya boleh jadi dengan menerapkan system BPR, ERP (Enterprise Resource Planning), RAD (Rapid Application Development) atau konsep pengembangan system informasi terdahulu seperti Prototyping dan SDLC (System Development Life Cycle). Sistem – system tersebut sudah jauh tertinggal dengan konsep BPM (Business Process Management) yang menjadikan bisnis dan manajemen sebagai core dari keunggulan teknologi informasi.

Gambar 1 Business Process Management (Manajemen Proses Manajemen)

Dengan adanya BPM, perusahaan seakan dilengkapi dengan system informasi yang memiliki nilai investasi yang signifikan, secara progresif perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang nyata dari BPM. Tetapi, disis lain  aka nada kebutuhan standard yang baru, mencakup tool untuk akselerasi waktu dan juga market untuk suatu ide bisnis yang jelas – jelas baru. Untuk itulah BPM hadir dalam menyediakan fungsi framework  dalam membuat model, implementasi, menyebarkan / menerapkan, eksekusi, mengukur dan meningkatkan proses bisnis.

Pertanyannya adalah apakah BPM itu? BPM sebenarnya berawal dari total quality management and process business re-enginering. BPM adalah IT yang dimotori oleh disiplin manajemen yang mempromosikan kelincahan organisasi dengan sepak terjangnya dan mendukung upaya masyarakat untuk mendorong perubahan proses dan inovasi yang cepat. BPM merupakan pendekatan manajemen yang berfokus pada segala aspek organisasi yang melibatkan apa yang customer inginkan dan customer butuhkan. BPM menggabungkan pendekatan proses – sentris dan lintas fungsional untuk meningkatkan cara organisasi mencapai tujuan mereka. Sehingga dapat diringkaskan bahwa BPM adalah satu kesatuan yang mencakup: Manajemen disiplin, Metedologi untuk mengelola proses bisnis, dan Teknologi atau satu set (kumpulan) teknologi.


Bisnis Proses Manajemen (BPM) dan Manfaat bagi Perusahaan

Bisnis Proses Manajemen mungkin sesuatu yang sudah umum dalam perusahaan, tujuan dari bisnis proses adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam perusahaan dan tentunya berujung pada meningkatnya persaingan terhadap competitor dan berakhir pada meningkatnya bisnis sebuah perusahaan.

Seiring berkembangnya persaingan dalam dunia bisnis, setiap perusahaan harus cepat dalam merespon. Baik terhadap kompetitor maupun pelanggan.
Hal ini tentunya akan berimbas kepada bisnis proses yang akan semakin kompleks dan memakan banyak resource. Padahal untuk membuat desain bisnis proses saja memakan waktu berbulan – bulan. Hal ini sangat tidak efisien, sementara pelanggan tidak bisa menunggu.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam membuat Business Process tanpa BPM:
  1. Banyak duplikasi data : Banyak input data yang berulang,
  2. Inefficient : Banyak pekerjaan yang berulang dan orang yang mengerjakan hal yang sama,
  3. Management sulit mengontrol : ALiran tugas sulit di control oleh manajemen,
  4. Tidak bisa melihat proses yang terjadi : Proses yang terjadi di tiap department sulit terlihat,
  5. Unstructured Task, kinerja hanya lewat mulut ke mulut tanpa ada data: Pekerjaan tidak terdata.
  6. Visisbillity terbatas : Sulit menentukan SLA sebuah pekerjaan, missal dalam sebuah bank ketika menangani complain kartu ATM rusak.
  7. Kesulitan administrative.


Gambar 2 Siklus Bisnis tanpa BPM

Era Business Proses Management (BPM)

Kini di dunia IT sudah dikenal istilah Business Proses Management, tentunya dengan adanya BPM bisa meminimalisir bahkan menghilangkan masalah diatas. BPM merupakan software yang dikeluarkan oleh berbagai perusahaan, salah satunya IBM. BPM tidak sama dengan tool Bisnis proses yang ada seperti Ms. Visio.


Gambar 3 Siklus Bisnis BPM

BPM mengkonvert semua pekerjaan dalam bisnis proses di atas. Berbeda dengan bisnis proses tool yang bisa dipakai pada saat Process Modeller. Pada IBM Websphere BPM, Websphere adalah lisensi dari IBM yang bertujaun untuk mendukung SOA (Service Oriented Architecture). IBM BPM dibagi menjadi 3 produk : express, standard dan advance. Masing – masing produk ini tentunya memiliki fitur berbeda, tergantung dari kebutuhan user. Untuk BPM Advance prodeuk ini mendukung SOA secara penuh.

IBM BPM tergolong mudah digunakan, dahulu IBM BPM merupakan kelanjutan dari Lombardi, namun sekarang IBM menggabungkannya dengan Websphare Process Server sehingga produk ini lebih powerfull. Jadi bagi yang sudah terbiasa menggunakan Lombardi tidak perulu beradaptasi lagi.
Berikut keuntungan dari BPM IBM:
  • Dapat merubah dari diagram langsung dijadikan implementasi,
  • Dapat melihat kinerja proses,
  • User interface yang mudah digunakan bahkan oleh bisnis user,
  • Dapat menghitung waktu proses, tiap bagian atau proses dari awal sampai akhir,
  • Dapat menghitung human workflow,
  • Proses bisa reusable, bisa digunakan di proses lain,
  • Masalah bottleneck dapat dihandel dengan fitur monitoring,
  • Pada BPM Advance mendukung SOA koneksi antar aplikasi yang berbeda.
  • Output form dapat di customize,
  • Dapat mengimpor diagram Ms. Visio via website blueworkslive.com,
  • Dukungan forum Lombardi yang sudah ada sejak lama,
  • Dengan adanya BPM kini seseorang dapat dengan mudah membuat bisnis proses, tinggal bagaiman seorang bisnis design dapat menentukan arah bisnisnya dengan baik.


Implementasi Business Process Management

Dalam pencapaian hasil yang di harapkan oleh perusahaan – perusahaan yakni kesuksesan dalam bisnisnya dan pertahanan yang kuat untuk tetap berdiri di tengah – tengah persaingan atas pasar dan pelanggan disertai dengan kekuatan atas produk atau jasa yang dikenalkan oleh perusahaan tersebut, sangat dibutuhkan yang namanya penciptaan, pengontrolan, perubahan, dan perbaikan atas bentuk strategi bisnis yang dijalankan sehingga menjadi lebih mudah dan fleksibel. Dikarenakan masih banyaknya perusahaan – perusahaan yang masih menggunakan otomasi secara manual dan sebagian perusahaan lainnya masing menggunakan otomasi secara parsial.

Business Process Management diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut sebagai jalan untuk menciptakan suatu kondisi dimana otomasi suatu bisnis dapat dilakukan secara cepat terhadap perubahan kondisi bisnis yang akan terwujud. Business Process Mangement atau BPM sendiri mendukung namanya kifecycle dan bersifat loop tertutup yang memungkinkan pembangunan system yang lebih efisien dan efektif. Bentuk kegiatan perubahan, penciptaan, pengontrolan, perubahan, dan perbaikan adalah merupakan proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

Proses bisnis adalah kunci utama yang diperlakukan untuk menjalankan suatu perusahaan dalam pencapaiannya untuk menuju kesuksesan dan bertahan di tengah persaingan pasar. Proses bisnis tersebut tidaklah dijalankan secara brutal atau secara berantakan, Karena itulah di perlukannya suatu management di dalamnya. Bagaimana memagement proses bisnis yang ada di perusahaan kita.

Namun kenyataannya tidak semua perusahaan yang mengerti dan mampu untuk mengontrol proses bisnis yang memilikinya. Mungkin pihak management telah berhasil untuk membuat dan membentuk proses bisnis yang ideal yang dapat dijalankan, tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan tidak seperti yang diharapkan dan sesuai dengan yang telah di bentuk oleh pihak manajement. Pengelolaan proses bisnis yang baik akan menciptakan suatu peluang bagi perusahaan. Dalam pelaksanaan proses bisnis kadang terjadi stagnasi, redudansi, ketidakefisienan, dan kesalahan – kesalahan lainnya yang tidak dapat di antisipasi sebelumnya. Kegiatan bisnis yang dimana contohnya ialah pengadaan produk, pengadaan supply, perekrutan karyawan, dan lain – lainnya. Jika tidak dijalankan sesuai dengan management yang baik dan yang telah di bentuk agar kegiatannya berjalan dengan efisien dan efektif akan menjadi penghalang bagi perusahaan untuk mencapai tujuan inti perusahaan tersebut.
Solusi BPM memiliki 4 komponen utama, yang terdiri dari:

Pemodelan, bagaimana para pemakai mendefinisikan dan mendesign bentuk dari kegiatan bisnis secara grafis yang di desin adalah seluruh elemen bisnis, aturan – aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan exception, penanganan error, dan lain – lain. Pendisainan tidaklah harus orang yang memiliki kemampuan IT atau orang khusus programmer.

Pengintegrasian, adanya penghubungan antara setiap elemen – elemen proses bisnis yang di mana tercapainya suatu integrasi di dalamnya dan mewujudkan terciptanya suatu kolaborasi, dan pertukaran informasi yang dapat membantu dalam penyelesaian masalah. Dalam aplikasi di artikan sebagai Application Programming Interface (API) dan masseging tetapi pada users ini merupakan suatu workspace yang membantu mereka dalam menyelesaikan tugasnya sesuai dengan perannya dalam suatu proses bisnis.

Pengawasan, pengawasan dan pengontrolan atas proses bisnis yang sedang berjalan dan performasi dari setiap personil yang terlibat di dalam proses bisnis tersebut oleh penggunaannya. Bukan hanya itu saja, pengguna juga dapat mengetahui informasi mana proses bisnis yang sedang berjalan, sudah berjalan dan informasi data – data yang di butuhkan.

Optimalisasi, komponen terakhir ini pengguna dapat mengawasi bentuk kegiatan bisnis yang sedang berjalan, proses bisnis yang berjlan dengan tidak efektif sehingga dapat dengan cepat mengambil langkah yang terbaik untuk mengubah bentuk proses bisnis tersebut menjadi suatu bentuk proses bisnis yang lebih efisien lagi.

Keuntungan yang kan di dapatkan ketika perusahaan menerapkan BPM adalah:
  1. Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki, mengotomatisasi jalnnya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat kerika perusahaan akan melakukan perubahan proses bisnis dalam meningkatkan performasinya.
  2. Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas – tugas yang selama ini masih dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan serta penolakan, notifikasi dan laporan status.
  3. Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
  4. BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses   alternative yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat dinamis seperti sekarang ini.
  5. BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan real time.
  6. BPM mengurangu waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
  7. BPM meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
  8. Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya. Sebuah solusi BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada sebuah proses.
  9. Didalam memanagment proses bisnis, ada proses lifecycle yang terjadi, seperti: Definisi proses, Eksekusi & Kontrol Proses, hingga Monitoring dan Perbaikan Proses. Full process lifecycle ini akan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas bisnis yang saling berkesinambungan.


Sumber Referensi:


Senin, 21 Maret 2016

Tugas 1 Manajemen Layanan Sistem Informasi (2KA25)

A.  Pengertian Manajemen Layanan Sistem Informasi

Berikut pengertian “Manajemen Layanan Sistem Informasi” secara terpisah:
  1. Menurut Millet (1954) manajemen merupakan sebuah proses memimpin serta melancarkan sebuah kinerja dari orang-orang yang sudah terorganisir secara formal sebagai sebuah kelompok guna memperoleh suatu tujuan yang diinginkan.
  2. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut.
  3. Menurut Mc Leod, sistem informasi adalah suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

Dari pengertian para ahli sebagaimana disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Manajemen Layanan Sistem Informasi” adalah proses kinerja dari orang – orang yang sudah terorganisir dalam memperoleh suatu tujuan yang diinginkan berupa penawaran berbagai media informasi kepada pihak lain.


B. Contoh Framework / Kinerja Sistem Informasi

Konsep enterprise architecture sendiri muncul pada tahun 1980-an. Saat itu seorang peneliti bernama John Zachman menemukan bahwa dokumen-dokumen enterprise architecture itu bermacam-macam, ada dalam bentuk tulisan (teks), diagram-diagram, gambar-gambar, dan lain-lain. Dokumen-dokumen yang banyak tersebut, kadang-kadang menjelaskan hal yang sama namun dari sudut pandang yang berbeda(Imbar, 2007).

Agar dokumen-dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan mudah dikelola, maka Zachman mengusulkan agar dokumen-dokumen tersebut dikelompok-kelompokan. Tata cara pengelompokkan dokumen-dokumen enterprise architecture itu disebut dengan ”Zachman Framework”. Jadi tujuannya sederhana, yaitu supaya dokumen-dokumen enterprise architecture yang banyak itu dapat mudah dimengerti, dikelola dan dimanfaatkan(Imbar, 2007).

Salah satu framework untuk pengembangan enterprise architecture (EA) adalah framework yang diperkenalkan oleh Zachman atau disebut dengan Framework Zachman. Framework Zachman merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh (Setiawan, 2009). Zachman framework, dikeluarkan oleh Zachman Institut for Framework Advancement (http://www.zifa.com) sebagai hasil pemikiran dari John Zachman (Widyantoro, 2005).

Zachman  mengidentifikasikan sebuah  framework  dengan  enam tingkatan  arsitekur  yang  dimulai  dengan tingkat  konseptual  hingga  detail rancangan dan konstruksi sebuah system. Aspek yang penting lainnya adalah definisi yang  jelas  dan  perbedaan  dari  ketiga arsitektur, yakni: arsitektur data, arsitektur proses  (aplikasi),  dan  arsitektur  jaringan (teknologi)(Bobi Kurniawan, Tanpa Tahun).

Dalam Zachman Framework, digunakan istilah  kontekstual, konseptual, logikal,  dan   fisik, yang masing-masing mewakili perspektif perencana dan/atau pemilik perusahaan, perspektif manajemen, perspektif perancang sistem informasi dan perspektif pelaksana. Pada tingkat logikal, akan digunakan UML (Unified Modeling Language) yang dibutuhkan untuk pemodelan bisnis dan aplikasi  software(Dimyati, 2008).

Zachman Framework digunakan dengan beberapa pertimbangan. Berikut ini pertimbangan pemilihan ZachmanFramework (ZF) untuk mengembangkan arsitekturinformasi perusahaan(Dimyati, 2008), yaitu:
a.             Mengingat kondisi perusahaan, dimanatelah diimplementasikan berbagai aplikasi yangdibangun atas kebutuhan mendesak suatu unit,maka  framework pengembangan arsitekturinformasi perusahaan disarankan memakai ZF.
b.             Mudah untuk dipahami tidak bersifat teknis, tapibenar-benar logik.
c.              Memusatkan perhatiaan pada perusahaan secarakeseluruhan.
d.  ZF menuntun pengguna untuk berfikirmenentukan pilihan yang terbaik, dimana  dapatmenempatkan persoalan itu pada konteksperusahaan (planning tool).
e.              Zachman Framework dapat digunakan dalamkonteks perusahaan kecil, menengah maupunskala besar.

Framework Zachman untuk arsitektur  enterprise dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Keenam baris pada gambar 1  menyajikan enam pandangan (perspektif), sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik, perancang, pembangun, dan  functioning enterprise. (Setiawan, 2009). Penjelasannya adalah sebagai berikut:
  • Planner/Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup, dan tujuan enterprise.
  • Owner/Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise.
  • Designer/Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik.
  • Builder/ Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir.
  • Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian dari produk/jasa akhir.
  • Functioning  enterprise: wujud nyata dari produk/jasa akhir.

Gambar 1 Framework Zachman

Karakteristik Zachman Framework:
a.  Mengkategorikan deliverables dari EA
b.  Kegunaan EA yang terbatas
c.  Banyak diadopsi di seluruh dunia
d.  Perspektif view yang kurang menyeluruh
e.  Merupakan tool untuk perencanaan

Hampir dua dekade yang lalu John Zachman,  telah meningkatkan suatu bagan yang  universal. Untuk melukiskan dan menggambarkan sistem perusahaan secara kompleks dimasa sekarang dan untuk mengatur berbagai perspektif dari suatu organisasi infrastruktur pengetahuan dan informasi. Lebih jelasnya arsitektur framework suatu perusahaan untuk masing-masing bagian dapat digambarkan sebagai berikut (Widyantoro, 2005).



Zachman  Framework  digunakan  untuk memodelkan  Enterprise  Architecture karena  framework  tersebut menggambarkan  setiap  langkah pengerjaan  EAP  dengan  lebih  mudah dimengerti  dan  hal-hal  apa  saja  yang harus  dibuat  dalam  EAP  sudah dituliskan secara eksplisit(Bobi Kurniawan, Tanpa Tahun).

Zachman Framework tidak menentukan dari mana aktifitas pengembangan aplikasi mulai dilakukan. Penggunaan asumsi dapat digunakan untuk menentukan kontrol terhadap ruang lingkup disain sistem. Untuk melakukan penegasan validasi asumsi, organisasi dapat menggunakan Zachman  rows bersilangan dengan Zachman  column untuk mendapatkan true drivers (Imbar, 2007) yaitu:

1.      What,
2.      How,
3.      Where,
4.      Who,
5.      When, dan
6.      Why.

John Zachman mendefinisikan kolom dalam matriks untuk menggambarkan data, fungsi, lokasi (dimana bisnis berada), orang-orang yang seharusnya ada dan terlibat dalam organisasi, waktu untuk peristiwa yang terjadi, dan motivasi yang menentukan bagaimana bisnis berjalan. Kemudian, pada bagian baris digambarkan mengenai aspek-aspek  development process yaitu: ruang lingkup, model bisnis, model sistem informasi, model teknologi, komponen model, dan sistem fungsi(Imbar, 2007).

Zachman  Framework  menggambarkan arsitektur organisasi secara umum dan menguraikannya sebagai  enterprise system yang kompleks. Dalam dunia bisnis, organisasi akan dituntut untuk melakukan manajemen terhadap perubahan. Tujuan dari manajemen perubahan berhubungan dengan keunggulan bersaing antara organisasi dengan para pesaingnya(Imbar, 2007).

Zachman  Framework diperkenalkan sebagai standar yang telah digunakan oleh organisasi-organisasi sukses dunia. Contohnya: Johnson and Johnson, Federal Express, Hewlett-Packard, Microsoft, dan lain-lain.(Imbar, 2007)

Berikut ini merupakan uraian matriks  Enterprise Architecture Zachman Framework yang diimplementasikan di Fakultas Teknologi Informasi.

1.    What
Objek   : Data.
Fokus    : Hubungan antar entitas.

Deskripsi : Kolom What menguraikan informasi organisasi yaitu: data. Data yang diuraikan merupakan data yang memiliki relasi dengan data lainnya. (contohnya: data kodepos yang menjadi bermanfaat ketika digunakan bersama dengan data alamat).  Kolom What membahas mengenai data yang ada di Fakultas Teknologi Informasi. Bagian-bagian yang akan diuraikan adalah  scope, enterprise model, dan system model(Imbar, 2007).

2.    How
Objek     : Proses dan fungsi.
Fokus     : Pernyataan fungsi / Input dan Output

Deskripsi   :  Kolom  How disediakan untuk mendeskripsikan fungsionalitas dari sistem informasi. Bagaimana organisasi bekerja? Bagaimana memenuhi pesanan? Bagaimana mengelola tempat penyimpanan / gudang? atau bagaimana data digunakan sebagai uraian proses  input / output.Kolom How membahas mengenai proses – proses yang terjadi di FakultasTeknologi Informasi. Bagian-bagian yang akan diuraikan adalah  scope,enterprise model, system model, dan technology model(Imbar, 2007).

3.    Where
Objek     : Jaringan
Fokus     : Nodes, Links

Deskripsi   :  Kolom  Where menunjukkan lokasi kerja dari organisasi.Memungkinkan organisasi berada di satu bangunan, beberapa kantor ataudi sekeliling dunia. Jika semua lokasi organisasi saling terkoneksi makadiperlukan identifikasi terlebih dahulu. Pada bagian kolom Where akan dibahas mengenai lokasi bisnis utama yaitu lokasi dimana Fakultas Teknologi Informasi menjalankan proses kegiatan akademik. Bagian yang akan diuraikan adalah  scope, enterprise model, system model, dan technology model(Imbar, 2007).

4.    Who
Objek     : Sumber daya manusia.
Fokus     : Pekerjaan, peran dan tanggung jawab.

Deskripsi   :  Kolom  Who membahas mengenai alokasi sumber dayamanusia serta struktur dan tanggung jawab dalam organisasi. Kolom Whomenguraikan orang-orang dalam perusahaan dan pekerjaan (atau produk)kinerja pegawai.  Pada bagian kolom Who akan membahas mengenai sumber daya manusia yang berperan penting di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bagian – bagian yang akan diuraikan adalah  scope, enterprise model, system model, technology model, components,  dan functional system(Imbar, 2007).

5.    When
Objek     : Waktu.
Fokus     : Siklus waktu.

Deskripsi   : Kolom When digunakan untuk mendisain event-event yangmemiliki relasi dalam membangun kriteria kinerja dan tingkat kualitatifuntuk sumber daya organisasi.Pada kolom When, bagian yang akan diuraikan adalah  scope, enterprise model, system model, dan functioning system(Imbar, 2007).
  
6.    Why
Objek     : Motivasi.
Fokus     : Maksud dan tujuan organisasi.

Deskripsi   :  Kolom  Why menguraikan tentang motivasi, tujuan akhir yang ingin dicapai beserta strategi / metode yang digunakan organisasi. Pada kolom Why, bagian yang akan diuraikan adalah scope dan enterprise model(Imbar, 2007).

Referensi:



Rabu, 20 Januari 2016

Tugas 3 Pengantar Telematika



1.   Jelaskan bagaimana proses interaksi user dengan perangkat telekomunikasi sehingga dapat dimengerti oleh user dalam mengakses berbagai layanan telematika!  

Jawab:
  • Proses komunikasi diawali dgn sebuah pesan atau informasi yg hrs dikirimkan dari individu/perangkat sumber ke perangkat tujuan.
  • Pesan/informasi tsb selanjutnya dikonversi ke dlm bentuk biner atau bit yg selanjutnya bit tsb di-encode menjadi signal. Proses ini terjadi pd perangkat encoder.
  • Signal tsb kemudian o/ transmitter dikirimkan/dipancarkan melalui media yg telah dipilih. 
  • Dibutuhkan media transmisi (radio, optik, coaxial, tembaga) yg baik agar gangguan selama pentransmisian dpt dikurangi.
  • Selanjutnya signal tsb diterima o/ stasiun penerima.
  • Signal tsb di-decode ke dlm format biner atau bit yg selanjutnya diubah ke dlm pesan/informasi asli agar dpt dibaca/didengar o/ perangkat penerima.

2.       Jelaskan mengenai fungsi dasar hukum yang ada apabila terjadi penyalahgunaan fasilitas layanan telematika!
Jawab:
Fungsi dasar hukum dalam bidang layanan telematika adalah sebagai rambu-Rambu hukum yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2008 yang mengatur tentang Transaksi dan Informasi Elektronik, menjadikan hal yang mendasar dari UU ITE ini sesungguhnya merupakan upaya mengakselerasikan manfaat dan fungsi hukum (peraturan) dalam kerangka kepastian hukum.
UU ITE ini merupakan bentuk perlindungan kepada seluruh masyarakat dalam rangka menjamin kepastian hukum dalam kegiatannya dalam dunia telekomunikasi, dimana sebelumnya hal ini menjadi kerisauan semua pihak, khususnya berkenaan dengan munculnya berbagai kegiatan berbasis elektronik.

3.       Apa yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan fasilitas layanan telematika? Berikan contoh kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan layanan telematika!

Jawab:
Penyebab terjadinya penyalahgunaan fasilitas layanan telematika, terdiri dari:
  • Kurangnya Pengawasan
Setiap penggunaan layanan telematika seperti internet apabila kurang diawasi oleh pemerintah maka membuat penyalahgunaan internet semakin marak.
  • Pengaruh Komunitas
Ajakan dalam hal ini bisa seperti ajakan dari lingkungan sekitar teman maupun komunitas. Penyalahgunaan fasilitas telematika baru-baru ini seperti situs resmi SONY yang diretas oleh kelompok yang mengatasnamakan GOP dan Lizard Squad.    
  • Adanya Kesempatan
Penyalahgunaan layanan telematika tidak mungkin terjadi apabila tidak adanya kesempatan.

Contoh kasus penyalahgunaan layanan telematika:

Kasus Folrence Sihombing yang menghina masyarakat Yogya di akun Path nya, sehingga ia dijerat pasal 27 ayat 3 terkait  informasi elektronik yang dianggap menghina dan mencemarkan nama baik. Berikut bunyi Pasalnya, ” Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”



Sumber Referensi: